Berada dalam suasana Pademi seperti sekarang ini, dimana wabah corona melanda sejumlah negara termasuk Indonesia, sungguh sangat memprihatinkan. Segala cara dan usaha sudah Pemerintah jalankan, dari himbauan untuk melaksanakan physical distancing, selalu cuci tangan, stay at home, memakai masker, dan juga melarang masyarakat untuk mudik menjelang lebaran ini. Namun korban akibat pandemi ini masih saja bertambah.
Kondisi di beberapa desa sekitar tempat tinggal Penulis, himbauan Pemerintah ini belum mengena ke hati masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya wabah ini bisa dikatakan seolah-olah tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kondisi seperti ini. Tetap saja banyak warga yang mudik. Walaupun secara sadar beberapa dari mereka sudah mengisolasi diri secara mandiri namun malah keluarganya yang sering nengok dengan tidak melakukan protokol kesehatan yang dianjurkan. Perantau yang kembali ke desa ada kemungkinan membawa serta virus (carrier) meski tanpa gejala yang nampak. Yang akan sangat membahayakan masyarakat yang rentan dan imunitasnya rendah.
Disamping itu masih ada yang suka berkerumun dengan tidak menjalankan protokol kesehatan, terutama para pemuda yang suka ngumpul-ngumpul di malam hari terlebih lagi saat ini mulai diadakan ronda malam dengan maraknya pencurian terjadi yang sedikit banyak karena dampak wabah ini. Disamping itu beberapa tempat ibadah masih mengadakan sholat berjamaah dimana protokol kesehatan juga tidak diberlakukan.
Dari beberapa hal tersebut, Penulis ingin menengok seberapa siap kondisi daerah khususnya Desa dalam mencegah dan menangani wabah ini. Apakah Desa dengan segala kesiapan baik jumlah dan fasilitas kesehatan yang dimiliki, Perangkat Desanya, dan terutama masyarakatnya mampu bersiap diri bila sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi yakni semakin meluasnya wabah ini.
Diambil dari corona.jatengprov.go.id, di Jawa Tengah per tanggal 13 Mei 2020 jumlah positif covid-19 sebanyak 1.017 jiwa terdiri dari 550 orang dirawat, 385 orang sembuh dan 82 orang meninggal. Sementara data yang diperoleh dari Buku Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2020, diketahui jumlah fasilitas kesehatan yang dimiliki Provinsi Jawa Tengah yakni ada 261 Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus sebanyak 45, Puskesmas sebanyak 361, Puskesmas Rawat Inap 517 dan Klinik Pratama 678 buah. Sementara Tenaga Medis yang tersedia terutama Dokter sebanyak 6.041 orang dan Perawat sebanyak 44.722 orang. Untuk saat ini, jumlah fasilitas dan tenaga medis yang tersedia, masih bisa menangani masyarakat yang positif covid-19 maupun yang PDP dan ODP. Namun yang menjadi kekhawatiran adalah bilamana korban semakin banyak sementara jumlah fasilitas kesehatan dan tenaga medisnya kewalahan menangani bertambahnya pasien.
Diperlukan kesiapan yang serius dari Desa. Disamping masalah yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat yakni semakin bertambahnya masyarakat yang positif covid-19, juga masalah sosial ekonomi yang ditimbulkan. Banyaknya warga miskin dadakan akibat PHK dan pencurian marak terjadi.
Perlunya edukasi dari aparat desa dan para tokoh masyarakat serta tokoh agama terhadap masyarakat, edukasi terhadap gejala dan kapan waktunya harus ke fasilitas kesehatan harus disampaikan kepada penduduk di desa, mengharuskan pemudik yang baru datang untuk secara mandiri lapor ke Kantor Desa dan melakukan isolasi diri, membuat poster maupun spanduk tentang covid-19 yang bisa ditempel di tempat-tempat strategis juga cukup membantu dalam edukasi kepada masyarakat. Demikian juga untuk para Tokoh Agama bila memang tetap mengadakan sholat berjamaah di Masjid, sebaiknya dilakukan seperlunya saja misalkan untuk sholat tarawih berjamaah sebaiknya meniadakan kultum yang biasanya dilakukan setelah sholat tarawih dan tetap memberlakukan protokol kesehatan.
Dan pada akhirnya yang sangat penting adalah kesadaran masyarakat untuk membantu memutus tali penyebaran covid-19 dengan tindakan-tindakan sesuai anjuran Pemerintah, guna membantu Desa dalam mempersiapkan dirinya menghadapi pandemi penyakit ini sekaligus menghadapi dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan. Meski pada akhirnya desa akan kembali ditinggalkan ketika pandemi mereda dan perekonomian kota pulih kembali. (Munfiati Lestari, Statistisi Muda pada BPS Kabupaten Magelang)
Dimuat pada koran Jawa Pos Radar Semarang, 23 Mei 2020
#bpskabmagelang
#bpsjateng
#bps
#zi
#wbkwbbm
#covid19